Lucid Lynx …. masa depan sistem operasi terbuka?

Apakah Anda sudah mencoba rilis terbaru Ubuntu versi 10.04 codename: Lucid Lynx? Apabila belum saya sarankan Anda mencobanya. Ibarat kue yang baru keluar dari oven, masih panas dan rasanya lebih nikmat bila dicoba ketika masih panas, Yummy!

Begitu dapat copy installernya, dengan senang hati saya “melengserkan” Opensuse 11.2 yang telah beberapa bulan menemani saya di Lenovo Thinkpad SL400. Tentu setelah semua data dibackup rapi. Proses instalasi berjalan lancar dan cepat jika saja saya pencet tombol “skip” ketika proses download language package yang sebetulnya tidak saya perlukan 😦 Lesson learnednya, mungkin ada baiknya jika proses instalasi dilakukan secara offline.

Secara default Ubuntu 10.04 mampu mendeteksi semua perangkat keras penting di Lenovo saya. Wireless .. checked, bluetooth … checked, dan webcam … checked! Hanya saja, ada lag blank screen beberapa detik sebelum splash screen Ubuntu muncul di layar. Tidak terlalu mengganggu sih.

Segera setelah instalasi selesai, beberapa hal berikut saya lakukan lebih karena preference environment saja. Ini enaknya pakai di open operating system 🙂

  • Pindah repository ke Indonesia untuk hemat bandwitdh. Saya pilih kambing. Cek di sini. http://www.ripiu.com/article/read/repository-ubuntu-10-04-lokal
  • Install Wine. Sigh … ini saya perlukan karena kantor saya pakai Lotus Notes yang nativenya belum ada di Linux.
  • Install Chromium Browser. Entah kenapa, saya kok kadung jatuh cinta pada browser besutan Google ini. Anda bisa install via Ubuntu Software Center. Jarang sekali saya pakai Firefox.
  • Install Virtualbox. Silakan download rilis terakhir di www.virtualbox.org. Pretty straight forward proses instalasinya. Setelah itu jangan lupa install juga Guest Additions featuresnya.
  • Install Dropbox (www.dropbox.com) untuk online file sync. Repot nih, saya sudah kenal lebih dulu aplikasi ini ketimbang Ubuntu One.
  • Install Google Picasa (now version 3 beta for linux). Ini juga, saya prefer aplikasi ini ketimbang Fspot Photo Manager yang secara default sudah terinstall.
  • Install cheese untuk web cam. Hehe, yang ini ngga penting sebenarnya 🙂

Yang beda dengan rilis Ubuntu sebelumnya:

  1. Warna theme. Sering saya bilang ke rekan-rekan saya, komplain saya tentang Ubuntu adalah grub theme, dan warna theme yang kuno menurut saya. Di rilis ini, warna dominan coklat dan theme Human diganti dengan theme Ambiance yang lebih modern. Theme juga lebih banyak dan modern. Ngga kalah bila dibanding dengan Windows Seven atau Mac Leopard 🙂 .
  2. Logo Ubuntu yang baru.
  3. Gnome versi 2.30.0 dan kernel 2.6.32
  4. Sejak bootsplash Ubuntu muncul di layar, saya hitung hanya perlu boot time sekitar 37 detik!
  5. Social Networking. Nah, ini dia! Sebagai respon pada fenomena social networking, lucid lynx telah secara default terinstall dengan aplikasi Gwibber Social Client yang berfungsi sebagai client dari situs-situs social networking seperti facebook, twitter, flickr, dll. Selain itu, aplikasi Empathy (untuk Internet Messaging) telah juga secara default mampu terhubung dengan protokol facebook. Dengan fasilitas ini, Anda dapat dengan mudah terkoneksi dengan rekan-rekan Anda. Set status, comments, check inbox, reply dapat dilakukan dengan mudah.
  6. Sejak rilis 9.10, telah dilengkapi dengan fasilitas 2 GB online file sync (called Ubuntu One).

Secara lengkap mungkin dapat dibaca di sini. http://www.ubuntu.com/products/whatisubuntu/1004features

Pendapat saya:

Bila dibandingkan dengan distro linux yang lain, boleh dibilang bahwa Ubuntu 10.04 lah yang paling siap untuk ditandingkan dengan sistem operasi komersial seperti Microsoft Windows atau Apple Macintosh. Stabil, pendeteksian perangkat keras yang lebih baik, tampilan menarik, dan sudah dilengkapi ribuan aplikasi pendukung di repositorynya. Di tahap ini malah saya takut, Ubuntu bakal jadi commercial operating system 😦

Soal user friendly jadi relatif. Bila Anda pengguna Windows XP dan mesti beralih ke Vista atau Seven, Anda toh juga perlu waktu untuk belajar dan beradaptasi. Saya jamin, rilis linux saat ini sangat jauh lebih friendly dibanding dengan -say empat tahun lalu!

Masalah saat ini bukan di sistem operasinya, tapi Anda mau coba atau tidak?

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.